Epilog 2016, "Golden Inspiration"

http://www.persmaneraca.com/2016/06/epilog-2016-golden-inspiration.html
![]() |
Foto: Fajar Satria Lubis |
Epilog
BEM Polmed 2016 “Golden Inspiration” yang diselenggarakan pada Sabtu (4/6) di Gedung Serba Guna Politeknik Negeri Medan merupakan
acara penghujung dari program kerja BEM dan dihadiri lebih dari 200 orang. Jika diawal BEM memberikan banyak
edukasi maka di kegiatan Epilog ini lebih mengarah pada hiburan, terbukti dari
banyaknya hiburan yang ada saat acara berlangsung seperti DJ, band, dan
lain-lain.
Selain
hiburan, juga dilangsungkan penganugerahan yang terdiri atas beberapa kategori
seperti UKM terbaik yang dimenangkan oleh UKM Pers Neraca, ORMAWA terfavorit
yang dimenangkan oleh UKM Islam dan HMPS terbaik yang dimenangkan oleh HMPS
Manajemen Informatika. Penilaian UKM terbaik dan HMPS terbaik sendiri dinilai
oleh tim khusus yang menilai program kerja setiap UKM dan HMPS. Selain itu juga
diumumkan penerima BDUM (Bantuan Dari dan Untuk Mahasiswa) yang lolos seleksi.
Berkaitan
dengan penilaian ORMAWA terfavorit yang dilakukan melalui jalur voting di sosial
media Instagram, Akram menjelaskan, “Kita buat di Instagram karena kita tahu
sekarang facebook dan twitter sudah mulai ditinggalkan dan banyak yang beralih
ke Instagram. Kemudian untuk mengunci akun itu karena sedikit banyaknya kita tahu
itu mahasiswa Polmed atau bukan. Jadi kita memang mau benar-benar mahasiswa
polmed yang menilai.”
Berkenaan
dengan BDUM, BEM meminta bantuan sebesar Rp 5.000 per mahasiswa dan total dana
yang terkumpul sebanyak Rp 9.000.000. Dari total pendaftar 300 orang, ada
sekitar 100 orang yang mengembalikan formulir dan yang berhasil lolos sampai
tahap akhir sekitar 30 orang dan terpilih 9 orang yang berhak menerima BDUM
dengan nominal Rp 1.000.000 per mahasiswa.
“Kebetulan
yang terkumpul genap 9 juta. Sebenarnya ada sedikit kami dari panitia
menambahkan supaya genap 9 juta,” tutur Akram.
Mengenai kriteria penerima BDUM, Akram menjelaskan terdapat sekitar 10% dari pendaftar yang mempunyai niat untuk kuliah tetapi terkendala biaya. Kemudian panitia menaikkan lagi kriteria penerima menjadi mahasiswa yang terkendala biaya, memiliki banyak saudara kandung yang masih harus bersekolah dan/atau sudah tidak memiliki orang tua lagi. Akram juga menjelaskan, panitia tidak menargetkan 1 prodi 1 penerima BDUM karena di beberapa program studi memiliki mahasiswa yang banyak sehingga peluangnya lebih besar.
Mengenai kriteria penerima BDUM, Akram menjelaskan terdapat sekitar 10% dari pendaftar yang mempunyai niat untuk kuliah tetapi terkendala biaya. Kemudian panitia menaikkan lagi kriteria penerima menjadi mahasiswa yang terkendala biaya, memiliki banyak saudara kandung yang masih harus bersekolah dan/atau sudah tidak memiliki orang tua lagi. Akram juga menjelaskan, panitia tidak menargetkan 1 prodi 1 penerima BDUM karena di beberapa program studi memiliki mahasiswa yang banyak sehingga peluangnya lebih besar.
Dibalik
keberhasilan Epilog tentu terdapat berbagai macam kendala. Akram menjelaskan, “Kita
tahu sendiri Polmed ini sangat terbatas dalam memberikan dana. Makanya kita menggaet
sponsor untuk acara ini. Kalau untuk kekurangan dana itu tidak ada, untuk
surplus juga tidak ada. Jadi memang total semua biaya habis untuk kegiatan ini,
karena ini juga terakhir kalinya. Saya juga berharap untuk kedepannya terkhusus
untuk Epilog, ya, lebih ‘wah’ lagi. Kalau memang bersifat edukasi, semoga lebih
mengedukasi. Sebagai tambahan, Epilog ini sudah dua kali diadakan tahun lalu
dan tahun ini.” (HAH)