Engineering Week 2017: Wadah Inovasi Mahasiswa Medan Masih Terbatas

http://www.persmaneraca.com/2017/05/engineering-week-2017-wadah-inovasi.html
![]() |
Foto: Faisal Andika |
Medan |
Neraca - Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Politeknik Negeri Medan mengirim delegasi dalam kegiatan Engineering Week
2017 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya dengan mengangkat tema
“Sinergi Mahasiswa Teknik dengan Politik Pembangunan Indonesia” sejak tanggal
13-14 Mei 2017 dengan dua delegasi yaitu Faisal Andika (Teknik Mesin) dan Danu
(Teknik Konversi Energi). Peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari berbagai
kampus se- Indonesia seperti Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Jambi,
Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Islam Malang, dan lain-lain.
Pembicara meliputi Konversi Lingkungan dan Direktorat Jendral Pembelajaran dan
Kemahasiswaan.
Dimulai dengan berdiskusi bersama Konservasi
Lingkungan, menanam bakau dan terumbu karang, bagaimana hambatan dan tantangan
dalam menghadapi globalisasi dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), eksplorasi
infrastruktur, dan teknologi inovasi. Badan Perencanaan daerah di Kota Malang
adalah pemerintahan yang melibatkan mahasiswa untuk mendesain tata kota mereka,
siapa pun yang terbaik akan diberikan hadiah. Selain itu juga diberikan wadah
untuk berinovasi. Berbeda halnya dengan mahasiswa di Medan, apakah pemerintah
kita yang kurang sosialisasi atau memang tidak ada.
Ketika membahas Urbanisasi, perpindahan masyarakat
desa ke kota. Mahasiswa di sana diberi wadah untuk mengolah kampung menjadi
lebih menarik layaknya membuat ikon pariwisata, dengan berbekalkan mata kuliah
yang sudah mereka pelajari bisa langsung berdampak pada masyarakat. Saat ini
menurut Badan Perencanaan daerah di Kota Malang terdapat sebanyak 70 kampung
kreatif yang sudah dibangun. Selain mengubah kampung menjadi lebih menarik,
kegiatan tersebut dapat mengurangi urbanisasi. Urbanisasi tidak dapat
dihentikan namun dapat dikurangi lajunya. “Sebagai anak teknik bagaimana kita
harus tetap mengembangkan inovasi karena dengan menguasai teknologi kita dapat menguasai
dunia,” ujar Faisal.
Setiap peserta yang menyampaikan berbagai masalah yang
menjadi kendala di daerah masing-masing. Wadah dari kemenset PHBD yaitu bina
desa, salah satu karya dari BEM Politeknik Negeri Medan yaitu membakar tanpa
asap. Alat tersebut dapat mengubah pola pikir masyarakat, membakar tanpa
merusak lingkungan. Saat ini sudah mencapai tahap presentasi semoga dapat
mencapai sesuai yang diharapkan.
“Peran mahasiswa dibutuhkan dalam masyarakat dan
pemerintah, walaupun pemerintah kita kurang membuka diri namun kita harus tetap
kreatif. Inovasi harus ada walaupun nantinya Negara lain yang menggunakan
inovasi itu tapi suatu saat dapat menjadi sentilan untuk pemerintah kita,”
ungkap Faisal. (ADZ)