Sam, Ukir Prestasi Dengan Menulis

http://www.persmaneraca.com/2017/05/sam-ukir-prestasi-dengan-menulis.html
Perilaku
hedonisme di Kota Medan sudah semakin mengakar. Hampir semua remaja di Kota
Medan sekarang tidak kalah dengan remaja di Kota Metropolitan. Tetapi tidak
dengan Sam. Ya, Sanaam Mayta Situmorang, gadis belia berumur 20 tahun kelahiran
Pematang Siantar ini, bukan salah satu nya. Sam, mampu membuktikan
bahwasanya kehidupan remaja dewasa ini mampu berkontribusi besar untuk negeri,
terutama remaja di Kota Medan.
Lahir sebagai seorang anak sulung
dari tiga bersaudara, Sam mempunyai segudang prestasi dan kontribusi sebagai
seorang remaja. Selain aktif berorganisasi, prestasi akademik nya juga tak
kalah menjulang. Dengan hobi menulis tersebut, Sam mengukir banyak prestasi di
bidang itu. Diantara nya adalah Participant in Short Story National Writing Competition
Banyuwangi, Favorite Contributor in Short Story National Writing Competition “Hujan”,
Contributor in Short Story
National Writing Competition “Cerita Anak”, As the 99th Writer of Contributor in Poet National
Writing Competition “Kutub – Kutub Salju”, Contributor in Short Story National Writing Competition
“Maaf”,
Contributor in Short Story
National Writing Competition “Perjuangan untuk Merdekakah?”.
Berasal
dari keluarga yang sederhana, membuat Sam tumbuh sebagai seorang anak yang
dituntut untuk mengoptimalkan kemampuan nya dengan budget yang “pas”. Namun
terlepas dari hal tersebut, kedua oangtua nya selalu mendukung keinginan Sam
untuk berprestasi. Sam mengaku, setiap bulannya ia selalu diberikan budget
untuk membeli beberapa buku dan buku tersebut wajib dibaca sampai habis dalam
jangka satu bulan. Budget yang “pas” tersebut sama sekali tidak menghambat nya
untuk tetap berprestasi. Melalui kegiatan-kegiatan dan konferensi yang
diikutinya, Sam mempunyai kesempatan yang lebih besar lagi untuk meng-expand kemampuan menulisnya.
Dengan
kemampuan menulis yang dimilikinya sekarang, Sam sudah menerbitkan satu buah
novel berjudul “Criminal Love” yang dijual dengan harga sekitar Rp 31.000,- di
toko buku. Sementara
satu novel baru nya yakni “I Found Me”, sedang dalam proses
pencetakan. Hal ini membuktikan bahwa remaja-remaja seumuran Sam, sebenarnya
dapat banyak melakukan hal lebih dari sekedar hedon dan menghabiskan uang orang
tua.
“Tidak peduli kau memiliki warna yang berbeda, atau kau miskin diantara
mereka, mimpimu tidak bisa dianggap sebelah mata.” Begitulah ungkap Sam saat
kami tanya apa harapan nya terhadap masyarakat yang membaca karya tulisnya.
“Bagaimanapun hasil karya tulis kita, itu adalah semua yang ingin kita
curahkan, menggunakan usaha dan kemampuan kita yang terbesar. Jadi bagaimanapun
hasilnya, baik atau buruk kah itu, tidak ada yang boleh menilai sebelah mata
hasil karya kita, kak.” Jelas Sam.
Tentu
ini menjadi ulasan yang menarik, bahwasanya ternyata Kota Medan mempunyai
seorang penulis muda dengan keinginan yang besar dalam mengembangkan dirinya.
“Aku harap, remaja-remaja di Kota Medan bisa nggak kalah dengan orang-orang di
kota besar, kak. Nggak kalah dalam berkontribusi untuk masyarakat dan bangsa,
jangan cuma sekedar menghabiskan uang dan waktu.” Ungkap Sam.
Sarah
Claudia-Castarica Publisher.